Sejarah Ritual Seks Pesugihan Gunung Kemukus

Mungkin sudah banyak yang tahu tentang pesugihan. Baik itu pesugihan babi ngepet, Tuyul, Buto Ijo dan lainnya. Tetapi yang satu ini lain dari yang lain, karena ritual pesugihan ini dilakukan melalui cara berhubungan intim, Ya, ritual pesugihan ini sering dilakukan di Gunung Kemukus.

Sejarah Ritual Seks Pesugihan Gunung Kemukus

Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, 30 KM sebelah utara Kota Solo. Gunung Kemukus identik sebagai wisata seks, karena di tempat ini orang bisa dengan sesuka hati melakukan seks bebas dengan orang yang bukan suami/istri (mereka bisa membawa pasangannya sendiri yang bukan muhrim atau dengan PSK yang ada di tempat tersebut) dengan alasan untuk menjalani laku ritual ziarahnya, karena itulah syarat kalau mereka ingin kaya dan berhasil. Dalam aturan tidak resmi, peziarah harus melakukan ziarah ke makam Pangeran Samudro sebanyak tujuh kali, yang biasanya dilakukan pada malam jum'at Pon dan Jum'at Kliwon atau pada hari-hari atau bulan yang diyakini baik.

Sejarah Ritual Seks Pesugihan Gunung Kemukus

Dikisahkan tentang seorang Pangeran yang bernama Pangeran Samudro yang jatuh cinta pada ibunya sendiri yang bernama Dewi Ontrowulan. Hubungan mereka diketahui oleh ayahnya yang kemudian mengusir Pangeran Samudro.

Dalam kesedihannya, Pangeran Samudro pergi hingga akhirnya ia sampai di Gunung Kemukus. Tak lama kemudian sang ibu menyusul Pangeran Samudro ke Gunung Kemukus. Namun naas, sebelum mereka sempat melakukan hubungan intim, penduduk sekitar memergoki  mereka berdua, yang kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga mereka berdua meninggal dunia, kemudian keduanya dikubur dalam satu liang lahat di tempat tersebut.

Menurut cerita, sebelum menghembuskan napas terakhirnya. Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan, yaitu "Kepada siapa saja yang dapat melanjutkan hubungan suami istrinya yang belum sempat terlaksana, maka semua permintaannya dapat terkabul". Konon, selengkapnya ia berujar "Baiklah, aku menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau meniru perbuatanku, dialah yang menebus dosaku dan aku akan membantunya dalam bentuk apapun."

Berikut 5 Fakta tentang Ritual Seks Gunung Kemukus



1. Nilai Ekonomi Membuat Aparat Kepolisian Bungkam

Berita tentang Ritual Seks di Gunung Kemukus, sebenarnya bukan hal baru bagi warga setempat. Pemerintah Sragen dan Kepolisian sudah mengetahui praktek seks bebas ini. Namun, kedua pihak tersebut tidak bisa berbuat lebih, lantaran Ritual Seks berdampak besar pada ekonomi masyarakat.

2. PSK Berjejer Disamping Makam

Bagi pelaku ritual yang tidak membawa pasangan, maka tidak akan sulit mencari pasangan untuk diajak berhubungan intim. Pasalnya disana banyak PSK yang berjejer disamping makam yang siap untuk melayani.

3. Tidak Ada Protes Dari Masyarakat

Seperti yang disebutkan pada poin pertama diatas. Masyarakat diuntungkan secara ekonomi dari praktek Ritual Seks di Gunung Kemukus. Banyak masyarakat yang menyediakan kamar untuk para peziarah yang akan melakukan hubungan intim, selain itu juga masyarakat bisa membuka warung-warung makan.

4. Menaiki 175 Anak Tangga

Gunung Kemukus cukup menantang bagi traveller yang suka mendaki. Pasalnya ada 175 anak tangga yang harus dilewati sebelum sampai di lokasi ziarah.

5. Dipenuhi Orang Saat Jum'at Pon Dan Jum'at Kliwon

Banyak warga dari dalam maupun luar kota yang datang ke Gunung Kemukus saat malam Jum'at Pon atau pada hari-hari tertentu, seperti Jum'at Kliwon di bulan Muharam.

Setelah Heboh beredarnya berita terkait Seks Bebas di Gunung Kemukus. Pemerintah setempat akhirnya bertindak. Wisata ini tidak akan ditutup, melainkan akan dibersihkan dari praktek prostitusi.

- -