Cerita Misteri Pesugihan Gunung Kawi

Mungkin anda sering mendengar nama Gunung Kawi. Dimana gunung ini sering dikaitkan dengan cerita mistik ataupun pesugihan. Tapi, sebenarnya tempat apa sih Gunung Kawi tersebut ? Nah, sekarang "SAY" (sharethisya) ingin berbagi informasi tentang seputar Misteri Pesugihan Gunung Kawi, juga sebagai pengetahuan agar kita tidak terjerumus.

Misteri Pesugihan Gunung Kawi

Gunung Kawi terletak di desa Wonosari, Malang, Jawa Timur dikenal sebagai tempat untuk ngalap berkah atau yang paling sering terdengar adalah sebagai tempat pesugihan. Walaupun sebenarnya Pemerintah setempat menetapkan tempat tersebut sebagai obyek wisata.

Dilokasi Gunung Kawi sendiri terdapat makam keramat. Yaitu makam Kanjeng Kyai Zakaria II dari kerabat keraton Kartosuro serta makam Raden Mas Imam Soedjono dari kerabat keraton Yogyakarta. Di pusara dua makam inilah, biasanya pengunjung datang untuk berziarah. Karena kesaktian dua tokoh tersebut semasa hidupnya, banyak yang percaya bahwa berziarah di makam tersebut akan mendatangkan berkah tersendiri.


Pengunjung Gunung Kawi, tidak hanya percaya pada petuah gaib dua pusara makam keramat tersebut. Mereka juga mencari tuah gaib lain disekitar komplek makam, salah satunya yaitu Pohon Dewandaru. Konon, baik buah ataupun daunnya dipercaya mempunyai tuah gaib yang sangat ampuh. Pengunjung cukup memiliki buah atau daun dari pohon Dewandaru tersebut, dan menyimpannya dimanapun mereka suka. Bisa di dompet atau di laci tempat mereka usaha. Dan sudah banyak yang membuktikan keampuhannya.

Walaupun demikian, ada syarat unik agar buah atau daun dari pohon Dewandaru tersebut mengandung tuah gaib. Yaitu, buah atau daun tidak boleh dipetik secara langsung atau dengan sengaja menggoyang-goyangkan pohon agar buah atau daun jatuh kebawah. Siapapun yang menginginkan tuah gaib buah atau daun dari pohon Dewandaru tersebut, harus menungggu dengan sabar sampai buah atau daun tersebut jatuh sendiri.


Selain hal tersebut diatas, disekitar makam keramat Gunung Kawi pun dikenal sebagai gudang pusaka-pusaka gaib serta makhluk-makhluk halus yang bersemayan di pohon-pohon atau di sudut-dudut halaman makam. Konon katanya, makhluk-makhluk halus tersebut bisa diajak bekerja sama untuk lebih memperkuat ilmu kesaktian. Bahkan bisa diajak bekerja sama untuk memburu pusaka-pusaka gaib disekitar lokasi. Pusaka yang banyak dicari biasanya berwujud keris dan tombak.

Cerita tentang pesugihan tuyul di Gunung Kawi, memang dibantah oleh semua pengurus atau juru kunci makam. Namun, sebenarnya cerita tersebut bukan mitos belaka. Hanya saja letaknya bukanlah disekitar makam keramat Gunung Kawi.

Jika ingin mencari pesugihan dalam bentuk apapun, termasuk tuyul. Bisa mencarinya diperkampungan sekitar 5 kilometer diatas komplek makam keramat Gunung Kawi. Beberapa perkampungan yang masih satu kecamatan disekitar makam Gunung Kawi, memang menawarkan layanan aneka pesugihan.
Mulai pesugihan babi ngepet, tuyul, kera, buto ijo dan lain-lain, banyak disediakan oleh orang-orang di kampung ats komplek makam keramat Gunung Kawi. Pesugihan itu dikelola oleh orang-orang yang memang menjadikan rumahnya sendiri sebagai tempat menjual pesugihan.

Jasa yang menawarkan pesugihan ini mulai marak sejak Gunung Kawi dikenal sebagai tempat ngalap berkah. Mereka menjaring pengunjung yang benar-benar ingin kaya secara cepat lewat jalan pesugihan. Walaupun orang yang melakukan pesugihan bisa kaya secara cepat, tapi resikonyapun besar, karena mereka harus menyerahkan tumbal nyawa.

Pernah ada seseorang yang mempunyai pengalaman mengantar temannya untuk melakukan pesugihan. Saat mengetuk pintu salah satu rumah, akan ada sahutan lantang dari dalam yang bunyinya kira-kira seperti ini : "Apakah anda Kafir atau Muslim ?". Jika tamu yang datang menjawab kafir, tuan rumah biasanya akan langsung mempersilahkan masuk. Namun jika tamu menjawab Muslim, tuan rumah akan segera menyuruh tamunya pulang. Jadi ada kepercayaan, bahwa ilmu pesugihan itu hanya berlaku untuk orang-orang selain muslim.

Dengan kata lain, ilmu pesugihan akan menguap dengan sendirinya jika bersentuhan dengan ritual agama muslim. Misalnya sholat, mengaji, ucapan syahadat dan lain-lain.

Sebenarnya, apapun agamanya walaupun tamu tersebut seorang muslim. Namun, jika menjawab kafir, tamu tersebut akan dipersilahkan masuk. Setelah masuk, kedua mata tamu akan ditutup oleh si pemilik rumah. Kemudian tamu akan dibawa ke sebuah kolam. Setelah matanya dibuka, tamu akan diberi sebuah golok atau pedang yang sangat tajam. Kemudian tamu akan diberitahu, bahwa dikolam itu ada seorang anak kecil. Anak kecil itu biasanya merupakan perwujudan dari kerabat, atau anak dari si tamu itu sendiri. Selanjutnya si tamu disuruh untuk memenggal atau menebas kepala anak kecil tersebut.

Jika si tamu melakukannya, berarti dia sudah menyetujui kontrak perjanjian pesugihan. Dengan kata lain, jika pesugihan itu nantinya sudah berjalan, maka jika suatu waktu anak itu diambil oleh gaib pesugihan, maka dia harus rela dan tidak bisa menghindarinya. Jika ia setuju, maka ritual pesugihan segera dilakukan. Mulai pesugihan babi ngepet, tuyul, kera atau pesugihan lain yang ditawarkan oleh sipemilik rumah.

Namun, jika si tamu menolak memenggal kepala anak itu, maka kontrak dianggap batal dan si tamu disuruh pulang. Dan pada saat keluar rumahpun matanya ditutup lagi hingga halaman rumah baru boleh dibuka. Namun, jika ia setuju dengan kontrak. Matanya tidak ditutup lagi pada saat keluar rumah. Berdasarkan pengalaman pelaku pesugihan, masih banyak orang diperkampungan tersebut yang masih mempraktekan bisnis pesugihan itu. Dan kontrak perjanjian gaib antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya berbeda-beda. Namun intinya, bagi siapapun dan apapun bentuk pesugihannya tetap akan meminta tumbal nyawa sebagai syarat wajib pesugihan itu.


BERPIKIRLAH DUA KALI SEBELUM MELAKUKANNYA

- -