Cerita Kerbau Dan Monyet Licik

Pada zaman dahulu kala ada seekor monyet yang sangat nakal. Dia sangat rakus, suka mencuri tanaman dan buah para petani. Perbuatannya yang sudah sangat keterlaluan, membuat resah para petani. Karena itulah para petani mulai menjaga ladang mereka dengan ketat dan memasang berbagai perangkap. Tentu saja hal ini membuat monyet nakal itu kebingungan, karena jika sampai tertangkap, nyawanya bisa melayang.

Kerbau Dan Monyet Licik

Pada suatu hari, ketika si monyet tengah asyik termenung menahan lapar di bawah sebuah pohon. Dia melihat banyak burung-burung yang sedang terbang membawa buah anggur yang sangat segar. Melihat hal itu, membuat air liur si monyet mulai berjatuhan. Lalu si monyet pun berteriak pada burung-burung itu :

"Hai kawan....dari mana kalian dapatkan buah yang segar itu...?" tanya si monyet.

Merasa dipanggil, burung-burung itu pun berhenti dan bertengger di pohon. Sambil memakan buah anggur, burung-burung itu pun menjawab :

"Kami mendapatkannya dari kebun di seberang sungai, para petani di sana baik hati. Mereka tidak akan mengusir atau melukaimu, jika kamu hanya mengambil buah yang sudah terjatuh di tanah. Asal kamu jangan memakan buah yang masih ada di pohonnya...!" jawab burung-burung itu.

Mendengar jawaban itu, si monyet merasa senang. Dia pun segera menuju kebun di seberang sungai. Tapi karena sifatnya yang rakus, dia memakan semua buah anggur di kebun itu. Baik yang sudah jatuh ke tanah, atau pun yang masih menggantung di pohon.

Berkali-kali si monyet mengulang hal yang sama, hingga para petani di seberang sungai mulai resah. Kini, mereka tidak seramah dulu, bahkan burung-burung juga sekarang di usir, karena para petani tidak tahu kalau yang merusak tanaman mereka adalah si monyet. Meskipun kebun sudah mulai di jaga, tetapi si monyet tetap bisa dengan leluasa melakukan aksi nakalnya, karena penjagaan yang tidak begitu ketat, si monyet masih bisa mencari kelengahan para petani, sehingga kelakuan si monyet kian hari semakin menjadi.

Tidak terasa, masa sudah memasuki musim penghujan. Dan si monyet, masih saja melakukan pencurian tanpa mau tahu keluh kesah para petani yang semakin merugi. Karena si monyet mempunyai sifat rakus dan serakah, sehingga yang dia pikirkan hanya kepentingannya sendiri. Namun sial, karena hujan terus-terusan turun, membuat air sungai meluap. Hal tersebut membuat si monyet kebingungan, karena dia tidak bisa berenang.

Dasar si monyet, selain mempunyai sifat rakus dan serakah, monyet juga di kenal sebagai hewan yang licik. Si monyet terus berpikir, bagaimana caranya agar dia bisa menyeberangi sungai. Akhirnya, dia teringat pada sahabat lamanya, si kerbau. Kerbau adalah hewan yang cukup terkenal bisa berenang, dia adalah perenang yang hebat. Akhirnya, monyet pun menemui si kerbau untuk merayunya...

"Hei kerbau sahabatku, lama kita tidak berjumpa, kenapa badanmu kini terlihat kurus?" tanya si monyet.

"Ah masa? Perasaan dari dulu tubuhku tetap begini. Kau saja yang sekarang kelihatan tampak gemuk." jawab si kerbau.

"He...he...he...bagaimana aku tidak gemuk, aku makan enak tiap hari. Petani yang ada di seberang sungai sana, selalu memberiku makan enak. Aku diperbolehkan menghabiskan semua buah di kebunnya..." kata si monyet mulai berbohong.

"Wah....benarkah itu...?? Beruntung sekali kau, pantas sekarang kau tambah gemuk...!!" kata si kerbau tanpa menaruh sedikitpun curiga terhadap si monyet sahabatnya itu.

"Tapi kerbau.....makanan di sana terlalu banyak, aku tidak sanggup menghabiskannya sendirian. Maukah kau menemaniku pergi ke sana dan kita makan berdua.....Itu semua karena kau sahabatku, makanya aku mengajakmu...!!" si monyet mulai melakukan tipuannya.

"Wah.....kau baik sekali kawan, kalau begitu ayo kita kesana sekarang...!!" kata si kerbau kegirangan.

"Tapi, tunggu dulu kerbau.....air sungai kini sedang meluap, aku tak bisa berenang...!" kata si monyet.

"Ah, itu masalah gampang....kau bisa naik ke punggung ku. Kau tahu sendiri, aku ini perenang hebat." jawab si kerbau dengan sedikit bangga.

Monyet merasa senang, karena tipu muslihatnya berhasil. Monyet dan kerbau pun pergi menuju sungai. Dan ketika menyeberangi sungai, si monyet pun naik ke punggung si kerbau hingga akhirnya mereka berhasil sampai di kebun. Tanpa banyak bicara lagi, si monyet langsung memakan buah anggur dengan lahapnya. Begitu pula si kerbau, karena dia merasa semua buah itu memang sengaja di berikan untuk si monyet, maka dia juga makan buah itu dengan lahap sama seperti si monyet. Tapi, tanpa disadari, gerak gerik mereka tengah diperhatikan oleh para petani. Para petani sengaja bersembunyi untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang selama ini telah mencuri buah di kebun mereka. Setelah melihat monyet dan kerbau kekenyangan, para petani pun berusaha menyergap si monyet dan si kerbau. Monyet yang sadar akan bahaya yang datang, langsung lari menyelamatkan diri meninggalkan si kerbau yang kebingungan karena tidak tahu masalah yang sebenarnya.

Tapi, si kerbau pun sadar akan adanya bahaya yang datang, kemudian dia pun ikut lari menyelamatkan diri. Para petani yang marah mengusir mereka dengan melempari batu, sehingga membuat tubuh si kerbau terluka, di tambah semak belukar yang penuh dengan duri membuat si kerbau semakin kesakitan. Sedangkan si monyet sudah tidak kelihatan batang hidungnya, hal tersebut membuat kerbau sadar bahwa dia telah di tipu dan membuat si kerbau sakit hati pada si monyet.

Setelah beberapa lama berlari, si kerbau sampai di tepi sungai, dengan segera dia pun masuk ke dalam sungai untuk menyeberang. Tapi baru beberapa langkah, tiba-tiba si monyet muncul. Ternyata si monyet dari tadi bersembunyi di semak-semak karena tidak bisa berenang.

"Ha...kerbau sahabatku...tunggu aku...!! Apa kau tega meninggalkan sahabatmu di sini..?" teriak si monyet.

Melihat kedatangan si monyet, hati si kerbau menjadi sangat dongkol....

"Jika kau ingin ikut, cepatlah melompat ke punggung ku, aku sedang buru-buru, jadi kalu kau tidak segera melompat kau akan ketinggalan...!!" jawab si kebau dengan nada ketus.

Mendengar itu, si monyet pun berlari dengan sekuat tenaga. Dia semakin panik, ketika mendengar para petani yang mengejar telah dekat di belakang mereka. Akhirnya dengan terburu-buru, si monyet pun melompat ke punggung si kerbau. Tapi naas, karena perutnya terlalu kenyang, membuat tubuhnya bertambah berat dan kurang lincah. Si monyet pun tidak dapat sampai ke punggung si kerbau, dan ia pun tercebur ke dalam sungai lalu hanyut terbawa arus. Sedangkan si kerbau tidak terlalu memikirkan hal itu, dia lebih memilih segera lari menyelamatkan diri, karena para petani sudah kian dekat dan siap menangkap mereka.

Oleh karena itu, kita jangan terlalu serakah apalagi menghianati kepercayaan orang lain pada kita. Karena pada akhirnya akan membuat rugi diri kita sendiri.

-  T A M A T  -